Alat musik drum tradisional di Indonesia memiliki keunikan dan keberagaman yang sangat menarik untuk dipelajari. Dari Sabang sampai Merauke, setiap daerah di Indonesia memiliki alat musik drum tradisional yang berbeda-beda. Keunikan ini menjadi cerminan dari keberagaman budaya dan tradisi musik yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.
Salah satu contoh keunikan alat musik drum tradisional di Indonesia adalah bedug. Bedug merupakan alat musik perkusi yang sering digunakan dalam upacara keagamaan Islam. Keberagaman bedug ini dapat dilihat dari berbagai ukuran dan bentuk yang digunakan dalam setiap daerah. Menurut pakar musik tradisional Indonesia, Dr. Djaduk Ferianto, bedug memiliki peran yang sangat penting dalam membangun suasana sakral dalam setiap upacara keagamaan.
Selain bedug, terdapat pula alat musik tradisional lain seperti gendang, kendang, dan rebana yang memiliki keberagaman dalam bentuk dan teknik memainkannya. Menurut Prof. Sumarsam, seorang ahli musik etnomusikologi dari Universitas Wesleyan, alat musik drum tradisional di Indonesia merupakan warisan budaya yang harus dilestarikan. “Keberagaman alat musik drum tradisional di Indonesia menjadi bagian dari identitas budaya bangsa yang harus dijaga dan dikembangkan,” ujarnya.
Keunikan alat musik drum tradisional di Indonesia juga dapat dilihat dari cara pembuatannya yang masih menggunakan teknik tradisional. Misalnya, pembuatan kendang yang masih menggunakan bahan alami seperti kulit binatang dan kayu. Hal ini menunjukkan kekayaan alam Indonesia yang turut mempengaruhi keberagaman alat musik tradisional di tanah air.
Dengan adanya keunikan dan keberagaman alat musik drum tradisional di Indonesia, kita sebagai generasi muda diharapkan dapat menjaga dan melestarikannya. Sebagai ungkapan cinta akan budaya dan warisan nenek moyang, alat musik drum tradisional ini perlu terus dilestarikan agar tidak punah di tengah arus modernisasi. Seperti yang dikatakan oleh musisi tradisional Indonesia, Ki Nartosabdho, “Alat musik drum tradisional adalah jendela kebudayaan bangsa, jangan biarkan jendela itu tertutup oleh ketidaktahuan dan ketidaksadaran kita akan keberagaman budaya yang kita miliki.”